Automation tools for conducting trading on financial markets have existed for many years and have become quite popular with retail investors around the world. At first glance, such tools offer investors an advantage in finding price movements or patterns to earn a profit, but the use of such trading tools often comes with increased risks for the investor.

Such 3rd party automated trading tools are often referred to as robots, advisors, algorithms and the like. Popular trading platforms, such as MetaTrader have entire communities of traders and programmers who build so-called Expert Advisors – software that runs on the trading platform and conducts automated price analysis and trading. 

Other broker platforms may have similar software that works on top of the existing platform infrastructure to help investors automate their trading strategies and market analysis.

Both novice and experienced traders need to keep in mind that using such trading tools can present additional risks for investors apart from possible losses incurred while trading. We cover some of these risks below.

Traders should carefully consider the methodology used by trading tools that are offered by brokers or 3rd parties to make sure they align with the investor’s trading goals, risk appetite and frequency of trading. For example, you should carefully study how the trading tool you want to use analyzes market data, finds trade scenarios and how it executes orders on your behalf on the trading platform. The latter is especially important in order to understand when and how the trading tool will be conducting trades for the user in a live environment.  It is important to understand these details in order to analyze the amount of risk a trader is willing to tolerate when using 3rd party trading tools. Furthermore, the trader is responsible for understanding any settings or set up instructions required for the trading tools prior to using them in a live market.

Traders must also understand that any profits or, more importantly, losses incurred on their account while using 3rd party trading tools are their sole responsibility. Most brokers will include clauses in the agreements governing retail client accounts absolving them of any legal responsibilities for trades or analysis conducted using such tools. Before beginning to use a 3rd party trading tool, carefully consider your risk appetite and the funds you are willing to lose, should the trading tool not work in your favour.

Investors must understand that the resolution of disputes involving losses incurred from the use of automated trading tools often rests on the legally binding agreements between traders and their brokers. As mentioned above, such agreements almost always indicate that any trading results achieved using such tools are the responsibility of the trader.

Furthermore, according to the Financial Commission’s Rules & Guidelines, such disputes may be rejected by the organization, in cases where losses incurred by the trader were the result of using tools provided by 3rd party companies or trader communities and not directly by a broker member of the Financial Commission.

Given all these factors, traders must carefully consider if any 3rd party trading tools or software align with their trading strategy given the risks described above and the low probability of achieving success in any type of dispute that may arise from such automated trading. 

Binary options are popular among beginner traders because they are very easy to understand. A binary option allows the trader to bet on whether the price of an asset will be above or below a certain target price (usually the current market price) at a future time. If a trader expects the price of an asset to increase, then they would buy a binary call option, which would result in a gain if the price of the asset rises above the target price. On the other hand, if the trader expects the price of the asset to drop, then they would buy a binary put option, which pays off if the price of the asset falls below the target price. The payout from a binary option is either a fixed amount in case the prediction by the trader is correct or nothing at all if the prediction is wrong. As such, these options are also referred to as cash-or-nothing options.

Asymmetric Payout of Binary Options

The reason why binary options are popular is because the payout typically ranges between 70% to 90% over a range of few minutes or hours, which makes them very enticing for a trader who wants to earn quick profits. However, binary options have a negative expected return because the payout is asymmetric. This asymmetry puts the trader at a disadvantage.

To illustrate this point, consider a trader who expects the EURUSD exchange rate to rise over the next hour. The trader decides to buy a binary call option for a cost of $100 and is guaranteed an 80% payout if their prediction is correct regarding the EURUSD rate, but loses everything if the prediction is wrong. If the target (strike) EURUSD price of the binary call option is 1.15 then the payout from the option for different ending price scenarios can be illustrated as per the chart below.

If we assume that the price of the EURUSD exchange rate has an equal probability of rising or falling, then the expected return can be calculated as follows:

Win = $100 x 80% = $80

Lose = -$100 * 100% = -$100

Expected Return = (Win x 50%) + (Lose x 50%) = -$10

In other words, a trader is expected to lose an average of $10 on each bet that is made.

For this game to be fair, the outcome of a win scenario should be equal to the outcome of a lose scenario, which means that a trader needs to be able to win at least 56% of the time to make the expected outcome equal to zero (i.e. $80 x 56% -$100 x 44% =  0).

22 Februari 2018, Financial Commission, organisasi Penyelesai Sengketa Eksternal terkemuka yang berbasiskan keanggotaan yang khusus melayani pelaku pasar valuta asing (forex), derivatif dan mata uang kripto global, hari ini mengingatkan publik berkaitan dengan perwakilan palsu yang meniru Financial Commission dalam upaya untuk menipu nasabah pialang Forex dan menyediakan layanan illegal.

Financial Commission baru-baru ini diberi tahu, berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa ada sekelompok individu yang meniru merk dan layanan Financial Commission menggunakan logo yang sama persis dan menawarkan layanan palsu yang tampaknya merupakan upaya untuk menipu nasabah. Perwakilan Komisi palsu ini menawarkan kepada nasabah pialang Forex sebuah layanan berbayar untuk mendapatkan kembali dana yang hilang ketika melakukan perdagangan di akun perdagangan mereka. Untuk layanan tersebut, perwakilan ini meminta sejumlah dana. Sementara pada kasus lainnya, perwakilan palsu sejenis menawarkan skema chargeback kepada klien pialang forex sebagai ganti upah.

Financial Commission telah mengambil beberapa langkah diantaranya memberitahukan kepada berbagai pihak bahwa pelaku kejahatan ini adalah pemalsu yang tidak ada kaitannya dengan Financial Commission dalam bentuk apapun dan mereka ingin menipu nasabah. Penipuan ini sulit dideteksi, bahkan bagi investor yang paling jeli sekalipun.

Demi melindungi nasabah, Financial Commission merekomendasikan kepada masyarakat dan nasabah pialang Forex agar memahami hal berikut:

Komisi akan terus berkoordinasi dengan masyarakat untuk mengenali dan menyortir setiap aktivitas yang memiliki potensi penipuan dan akan mengambil tindakan proaktif untuk memastikan keamanan komunikasi dengan nasabah pialang yang menjadi anggota. Kami sarankan agar semua pedagang memberitahukan kepada kami setiap aktivitas individu atau lembaga yang mengatasnamakan Financial Commission.

Berbagai bonus dan insentif yang ditawarkan pialang kepada nasabah merupakan praktek yang cukup lazim, tapi perlu kami ingatkan bahwa tidak semua program bonus memiliki bobot yang setara. Bonus-bonus perdagangan sering kali sulit untuk dipahami oleh pedagang baru bahkan bagi pedagang berpengalaman sekalipun, oleh karena itu kami sarankan kepada semua nasabah agar selalu membaca dan memahami setiap program bonus dan promosi sebelum memutuskan untuk menggunakannya.

Setiap program bonus yang ditawarkan oleh pialang tertentu memiliki syarat dan ketentuan yang jelas-jelas menyatakan cara kerja bonus maupun struktur insentif yang ditawarkan. Berdasarkan pengalaman kami, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih program bonus pialang.

Periksa Syarat dan Ketentuan

Hal terpenting yang harus dilakukan oleh seorang pedagang ketika memutuskan untuk ikut serta dalam program bonus, adalah memeriksa/memahami syarat dan ketentuan penawaran tersebut. Setelah itu barulah pedagang bisa memutuskan apakah struktur bonus dan jumlahnya sudah sesuai dengan yang diinginkan.

Ketentuan penawaran bonus harus menunjukkan kondisi dimana bonus dapat diberikan dan dalam cara apa bonus diberikan kepada nasabah. Ini meliputi syarat setoran tunai yang harus dimasukkan ke dalam akun perdagangan nasabah, pengurangan spread pada perdagangan atau hadiah fisik yang bisa dikirimkan kepada nasabah.

Harap diingat bahwa kondisi seperti diatas haruslah disertai dengan contoh “jelas” tentang bagamana cara mendapatkan bonus. Pastikan anda memeriksa tanggal awal dan berakhirnya promosi bonus agar anda dapat berpartisipasi atau melengkapi setiap syarat perdagangan sesuai dengan waktu yang diberikan. Demikian, jika promosi sudah dilengkapi dengan syarat perdagangan, anda harus menilai biaya yang akan anda terima ketika harus memenuhi syarat perdagangan yang diminta, sesuai dengan sasaran perdagangan anda. Bisa saja, biaya perdagangan yang harus anda tanggung, yang mencakup spread yang harus dibayar lebih besar dari jumlah bonus yang anda terima.

Jumlah bonus yang ditawarkan

Kita sering melihat pialang menawarkan macam bonus yang jumlahnya sangat besar entah dalam bentuk nilai tunai atau dalam bentuk persentase dari deposit kepada nasabah. Sering kali, bonus tersebut dirancang agar nasabah melakukan deposit untuk pertama kalinya ke pialang. Dalam hal ini kami sarankan agar nasabah mengevaluasi syarat dan ketentuan yang ada sebelum mengambil keputusan untuk ikut serta dalam program tersebut.

Umumnya jumlah bonus yang begitu besar justru tidak boleh ditarik oleh nasabah. Jadi anda bisa menerima bonus pada akun anda tapi hanya bisa digunakan untuk melakukan perdagangan dan dananya tidak bisa ditarik atau dikembalikan ke akun bank atau kartu bank anda. Sekali lagi, syarat dan ketentuan haruslah menegaskan secara jelas bagaimana penggunaan bonus.

Pada beberapa contoh, besarnya jumlah bonus khususnya yang mencapai 100% dari deposit nasabah, memiliki batasan yang melarang nasabah menarik dana apapun dari akunnya sampai sejumlah volume perdagangan tercapai (dilakukan). Pada beberapa kasus, syarat volume perdagangan cukup tinggi. Para pedagang menggunakan program bonus seperti itu sering kali menemui keadaan dimana mereka tidak memiliki dana yang cukup (termasuk bonusnya) untuk merampungkan syarat perdaganggan atau mengalami kerugian ketika melangsungkan perdagangan demi mencapai syarat dan dipaksa agar menyetor dana baru ke akun mereka. Tipe bonus agresif seperti ini cenderung menjerumuskan ketimbang menguntungkan.

Juga perhatikan bahwa besarnya bonus yang dimasukkan ke dalam akun anda cenderung meningkatkan jumlah dana yang harus diperdagangkan, khususnya jika anda berdagang menggunakan leverage. Dalam hal ini, ketika anda memiliki lebih banyak dana untuk diperdagangkan dan dapat membuka posisi pasar yang lebih besar, anda juga harus menyadari berbagai resiko yang dibawa oleh perdagangan menggunakan leverage. Jika anda membuka posisi besar, anda harus mempertahankan syarat margin dari posisi ini. Ada kecenderungan pergerakan pasar yang melawan posisi anda akan menyebabkan posisi anda terlikuidasi lebih cepat ketimbang membuka posisi yang lebih kecil dan gunakan strategi risiko/reward yang tepat.

Dalam kasus yang sama tapi pada promosi bonus yang lebih beresiko, dapat memicu naiknya “daya beli”. Tipe penawaran seperti ini memungkinkan dana bonus disetorkan ke akun anda hanya untuk meningkatkan besaran posisi maksimum yang bisa anda buka dengan cara meningkatkan saldo akun anda, tapi ketika menghitung syarat margin untuk sebuah posisi, dana bonus ini tidak akan dihitung. Sehingga anda hanya bisa membuka posisi yang lebih besar, tapi anda tidak bisa mengalami kerugian yang lebih besar pada akun sebelum terjadinya margin call. Perdagangan menggunakan tipe bonus seperti ini secara signifikan meningkatkan risiko kerugian bagi nasabah.

Menghitung bonus

Promosi bonus pialang harus menyertakan cara mudah untuk menghitung jumlah bonus yang diterima atau yang akan anda terima dimasa depan. Seringkali pada masa sekarang bonus ditawarkan dalam bentuk persentase pada deposit awal anda. Dalam kondisi seperti ini anda harus ingat bahwa perhitungan bonus hanya meliputi dana baru yang telah disetorkan tidak melibatkan dana yang telah anda transfer dari akun perdagangan yang ada di pialang anda atau pada akun di pialang lain. Begitu juga, beberapa program bonus tidak menghitung jumlah deposit yang anda lakukan berikutnya ketika bonus telah dihitung.

Beberapa program bonus juga memiliki struktur berjenjang, artinya jumlah bonus yang akan anda terima meningkat seiring bertambahnya dana yang anda setorkan atau anda melakukan lebih banyak perdagangan. Kami sarankan agar anda berhati-hati ketika mengevaluasi program-program seperti ini dan sesuaikan dengan strategi finansial dan perdagangan anda. Anda harus menyadari berapa banyak uang yang rela anda korbankan untuk berinvestasi di perdagangan dan berapa banyak perdagangan yang ingin anda lakukan berdasarkan profil risiko anda. Seperti kami sebutkan diatas, terkadang biaya yang berkaitan dengan pemenuhan jumlah perdagangan lebih tinggi ketimbang jumlah bonus yang anda terima.

Kemana mencari bantuan

Kami sarankan agar anda berhati-hati dalam mengevaluasi program bonus sesuai dengan sasaran perdagangan anda. Jika anda memiliki pertanyaan tentang sebuah program bonus, hubungi pialang anda secara langsung sebelum memutuskan untuk mengikuti program itu.

Anda juga bisa menghubungi Financial Commission jika memiliki pertanyaan karena kami juga memberikan bantuan kepada pedagang secara cuma-cuma.

 

Bagaimana bitcoin berevolusi pasca-krisis inovasi fintech

Triliunan uang hilang dari sistem keuangan global akibat Krisis Keuangan Besar atau dikenal dengan Great Financial Crisis (GFC) yang dipicu oleh kegagalan sistem yang berdampak sistemik dikarenakan transaksi derivatif telah mencapai $22 trilliun, berdasarkan laporan kantor akuntabilitas pemerintah AS (badan pengawas kongres).

Sepuluh tahun terakhir sejak GFC, beragam kelas-kelas aset alternatif bermunculan di seluruh dunia, dimana aset-aset digital merupakan jenis terbaru yang memiliki karakteristik genetik unik dan tidak memiliki sifat turunan jika dibandingkan dengan generasi teknologi sebelumnya.

Bitcoin adalah satu contoh dari mata uang kripto terbesar saat ini, dari segi kapitalisasi pasar dan besaran jaringannya dan berikut adalah beberapa faktor penggerak yang membantu memacu tumbuhnya mata uang kripto baru ini dan sejak saat itu industri kripto mulai bermunculan.

Nilai tukar yang rendah mengalihkan minat ke produk keuangan alternatif berbasiskan fintech

Lingkungan suku bunga rendah yang terjadi akibat GFC secara global telah menyebabkan banyak investor institusional mencari imbal balik yang lebih tinggi di pasar alternatif.

Aliran [uang pintar] modal ke berbagai investasi alternatif dan kelas-kelas aset alternatif (cth. Produk-produk non-bank) telah membantu memicu kemunculan produk-produk keuangan baru berkat teknologi keuangan (FinTech) yang semakin inovatif.

Era Crowdfunding (pendanaan massal/patungan) P2P dan Jejaring Sosial

Oleh karena banyak investor mengincar imbal balik yang lebih tinggi di pasar-pasar alternatif, perusahaan-perusahaan Fintech menerapkan percobaan inovatif dengan memunculkan berbagai produk keuangan baru di seluruh industri untuk menangkap permintaan (kini dan nanti) akan produk-produk keuangan alternatif.

Investasi model Venture Capital (VC) dan private equity (PE) di perusahaan FinTech telah membantu mempercepat tren ini di seluruh industri karena pasar global untuk keuangan alternatif mulai dewasa. Kemunculan teknologi peer-to-peer (P2P) bersamaan dengan tren aplikasi pembayaran, jejaring sosial termasuk perdagangan sosial dan crowdfunding.

Kemunculan taksonomi Kripto baru dari produk-produk keuangan: aset-aset digital

Pada pertengahan GFC 2008, sebuah dokumen diterbitkan dengan judul: “Bitcoin: Sebuah Sistem Tunai Elektronik Peer-to-Peer,” ditulis menggunakan nama samaran “Satoshi Nakamoto.”

Buku putih (white paper) untuk Bitcoin ini menjabarkan penggunaan bukti kriptografik – sebagai pengganti atas kebutuhan akan trust (pemberi izin) diantara pengguna dalam sebuah jaringan, menggunakan kriptografi sebagai mekanisme validasi sehingga melepaskan kebutuhan akan pihak ketiga terpercaya atau otoritas pusat.

Bitcoin

Bitcoin adalah mata uang digital yang berjalan pada jaringan desentralisasi terdistribusi peer-2-peer (P2P) pada internet global yang disokong oleh komunitas penggunanya. Para pengguna mentransaksikan bitcoin menggunakan dua alamat publik unik, satu milik pengirim dan lainnya milik penerima, sementara itu, ada sedikit biaya transaksi yang dibayarkan oleh pengirim ke penambang di dalam jaringan tersebut, yang membantu memproses transaksi (lebih lanjut di bawah).

Sifatnya yang desentralisasi dan terbuka membantu bitcoin menjaga sebaran jaringannya yang terdiri dari salinan buku kas yang disimpan oleh para pengguna dan disebut dengan node. Besaran buku kas bitcoin saat ini hampir 145 gigabyte dan terus meningkat setiap harinya, ini mewakili jumlah penyimpanan perangkat keras yang dibutuhkan siapapun untuk menjalankan node secara penuh.

Node Bitcoin

Menyimpan node secara penuh, yang bisa dilakukan oleh hampir setiap orang, membantu mendukung dan menjalankan jaringan bitcoin. Dengan menjalankan node secara penuh atau sebagian, para pengguna ambil bagian dalam jaringan kolektif node yang bertindak sebagai sebuah pos pemeriksaan bagi keseluruhan ekosistem karena masing-masing node berisikan keseluruhan buku kas yang memuat banyak sejarah transaksi yang dianggap tidak bisa dirubah (lebih lanjut tentang transaksi dan proses mining (menambang) ada di bawah).

Penambangan Bitcoin

Potensi pasokan bitcoin sangat terbatas karena kode yang digunakan di protokol bitcoin haruslah dipatuhi tanpa kecuali (tidak termasuk fork, nanti akan dijelaskan). Tidak akan pernah ada lebih dari 21 juta bitcoin tercipta dan saat ini sudah ada hampir 17 juta.

Bitcoin dihasilkan dengan proses beberapa langkah dimana pengguna-yang mengoperasikan/memiliki komputer-komputer yang dikhususkan untuk menebak sebuah nonce, yang merupakan angka-angka dalam jumlah besar yang dihasilkan secara acak dan semakin sulit ditemukan. Meningkatnya kesulitan dalam menambang ditambah terbatasnya pasokan menciptakan sebuah saluran sempit untuk menjaga agar inflasi terkendali, bandingkan dengan mata uang fiat tradisional seperti Dollar AS atau Euro (dimana tingkat inflasi dikontrol oleh bank sentral).

Kesulitan Dalam Menambang

Kesulitan paling utama adalah menemukan nonce berikutnya – supaya dapat, bitcoin diproduksi di blok berikutnya – sangat dimungkinkan bahwa keseluruhan pabrik saling terkoneksi ke server yang menjalankan komputer dengan kemampuan khusus yang didedikasikan untuk menambang untuk mendapatkan kecepatan yang diinginkan agar proses penambangan lebih bermanfaat.

Insentif Jaringan: Biaya Menambang dan Jaringan

Setiap kali sebuah nonce berhasil ditebak dengan benar, sebuah blok baru tercipta dan angka nonce yang benar tersebut menjadi terkoneksi dengan blok sebelumnya, yang bertindak sebagai penengah/pembatas antara blok sebelumnya dan blok saat ini.

Hadiah Bagi Penambang

Penambang atau sekelompok penambang yang berhasil menebak nonce yang tepat akan mendapat bitcoin sejumlah yang terkandung di dalam blok yang baru saja ditemukan tersebut, yang saat ini 12.5 bitcoin per blok.

Pengguna yang berpartisipasi dalam penambangan blok juga bersaing dalam menambah transaksi bitcoin (saat ini) yang dilakukan antar pengguna yang bertransaksi bitcoin di jaringan ke dalam block yang baru saja tercipta untuk memverifikasinya.

Biaya penambang

Pengirim bitcoin membayar biaya jaringan kepada penambang dan penambang diberi insentif karena telah memasukkan transaksi ini ke dalam blok baru untuk mendapatkan biaya jaringan yang dibayarkan oleh pengiriman di setiap transaksi bitcoin.

Struktur seperti ini menduking aliran modal di dalam jaringan bitcoin dan disaat yang sama menjaga kepentingan penambang agar terus mendukung keberlangsungan perawatan jaringan dan akhirnya memberi sokongan kepada banyak pengguna di dalam jaringan tersebut dan lagi-lagi memberi nilai kepada para penambang dalam bentuk biaya transaksi.

Siklus pertumbuhan harga Bitcoin

Siklus yang dijalani struktur jaringan bitcoin mirip seperti siklus ekonomi. Bitcoin bisa dipersepsikan sebagai sebuah ekonomi yang saat ini berada di urutan 40 teratas secara global jika dibandingkan dengan suplai uang M1, per 2 November 2017 ketika kapitalisasi pasarnya melewati $110 miliar dolar setelah harga 1 bitcoin mencapai $7200.

Banyak yang memperkirakan bitcoin akan mengalami penggelembungan harga, tapi jika sejarah pergerakan harganya diteliti, bitcoin sudah mengalami beberapa kali penggelembungan, ketika harganya naik dan turun dalam kurun sembilan tahun terakhir.

Investasi pasif di mata uang kripto

Meski harganya melonjak tinggi pada gelombang terakhir (penggelembungan saat ini) dan jika faktor penggerak yang menyebabkan penggelembungan itu dapat dipahami (diterima), beberapa analis percaya, harganya dapat mencapai $1 juta per bitcoin dalam waktu beberapa tahun saja, sementara sisanya yakin, bitcoin akan gagal atau dilewati oleh jaringan kripto generasi berikutnya yang memiliki kemampuan untuk bertahan lebih baik.

Tantangan-tantangan diatas membuat sulit bahkan bagi investor paling pasif sekalipun karena mempertahankan portfolio yang beragam di pasar mata uang kripto membutuhkan kemampuan penyeimbangan yang sangat aktif karena peringkat aset-aset digital berubah secara konstan (ketika membandingkan 50 mata uang kripto tertinggi dalam beberapa bulan terakhir).

Jaringan sosial kripto

Seperti FaceBook – yang saat ini bukanlah jaringan kripto –para penggunanya harus dikelola demi me-monetize perhatian mereka yang diibaratkan seperti mata uang di dalam jaringan media sosialnya dengan mengenakan biaya kepada perusahaan pemasaran agar menampilkan iklan kepada pengguna, maka besaran jaringan kripto adalah penggerak utama dari penilaian harganya.  Tanpa para pengguna, jaringan tersebut tidak akan ada nilainya bagi siapapun.

Akan tetapi pada FaceBook, “mata uang” dalam jaringannya dibayarkan kepada FaceBook yang didapat dari para pemasar sementara pengguna tidak bisa ikut serta menikmati keuntungan dari pemanfaatan platform Facebook. Jaringan kripto publik yang memiliki sifat P2P justru menghilangkan kebutuhan akan penengah, tapi mengelola besarnya jaringan dan pertumbuhan adalah kunci dari keberlangsungan, utilitas dan hasil penilaian.

Transfer P2P tanpa perlu pihak ke-3 terpercaya

Ketika kebutuhan akan pihak ketiga terpercaya telah tergantikan pada jaringan kripto seperti bitcoin, namun masih ada resiko yang melekat seperti memastikan ada cukup pengguna untuk menghasilkan transaksi yang memadai supaya bisa memberi insentif yang cukup kepada penambang untuk mendukung jaringan dan harga aset digital yang membantu menggerakkannya.

Siklus jaringan

Bitcoin tak terkecuali dan seperti jaringan kripto lainnya, mengharuskan adanya cukup pengguna di dalam jaringan bitcoin untuk menghasilkan transaksi yang mencukupi, agar bisa menopang permintaan (harga) dan disaat yang sama memberi insentif kepada penambang untuk memproses transaksi dan mensuplai penambangan untuk bitcoin yang baru diciptakan (cetak). Jaringan bitcoin mengikuti proses siklis dan mirip seperti siklus ekonomi natural lainnya di dalam pasar global diseluruh industri dimana perdagangan terjadi.

Private-key/Public addres

Semua transaksi bitcoin dibuat diantara alamat publik (public address) bitcoin masing-masing, dimana pemegang alamat setiap bitcoin memiliki private key unik yang terkoneksi ke alamat publik masing-masing (kecuali bagi transaksi berbasis koin yang diciptakan penambang ketika bitcoin diberikan dari hasil penambangan sebuah blok).

Sifat umum bitcoin

Bisa saja nantinya pembelian atau penambangan bitcoin berada dibawah kendali undang-undang, namun jumlah alamat bitcoin yang dihasilkan tak terbatas jumlahnya dan bisa dilakukan secara gratis dengan menggunakan kode publik open-source, bahkan bisa dilakukan secara off-line, biasanya dilakukan pada komputer yang memiliki celah udara untuk mengurangi kecenderungan terjadinya perekaman layar (screen-recording) atau keylogging malware.

Oleh karena itu melindungi private key menjadi tantangan lain dan ada resiko signifikan kehilangan dana – apakah karena peretas yang mencoba mengambil private key atau pengguna salah/lupa meletakkan private key mereka – dan jika ini terjadi, bitcoin yang hilang tidak bisa dipulihkan kembali.

Private key = aset digital

Masing-masing private key mirip dengan kata kunci rahasia yang bersifat tetap dan tidak bisa dirubah, dan pemilik alamat harus menjaga private key ini sebagai cadangan satu-satunya bagi aset digital mereka (kecuali, key (kuncinya) di lindungi oleh penukar pihak ketiga).

Siapapun yang mendapatkan akses master, private key anda, yang juga dikenal sebagai kata kunci pemulihan atau master seed, dapat mengakses aset digital anda. Oleh karena itu, melindungi private key menjadi sangat penting untuk melindungi bitcoin dari pencurian atau kehilangan yang tidak disengaja akibat terlupa atau salah menempatkan kunci (key), karena mereka tidak bisa dipulihkan kembali.

Elliptic Curve Cryptography

Master Private Key dihasilkan menggunakan kode komputer open-source yang menerapkan matematika rumit untuk menghasilkan angka yang sangat besar dan acak yang kemudian digunakan di proses perhitungan multi-langkah (melibatkan lebih banyak angka acak) dimana masing-masing langkah berdiri sendiri (mandiri) antar satu dengan lainnya.

Proses ini menggabungkan Elliptic Curve Cryptography (ECC) yang membantu memastikan tingkat keamanan yang sesuai dengan beberapa standar tertinggi enkripsi sehingga private key  nya sulit atau mustahil ditebak/diretas/dipecahkan.

Aset-aset kripto seperti bitcoin menerapkan beberapa standar enkripsi tertinggi yang tersedia saat ini, menggabungkan elliptic curve cryptography (ECC) untuk menghasilkan pasangan public/private key dan menggunakan Secure Hash Algorithm (SHA) untuk menambang blok (lebih lanjut di penambangan dibawah).

Mengamankan aset-aset digital

SHA-2 dikembangkan oleh U.S. National Security Agency (NSA) dan keluarga SHA meliputi SHA-3 yang secara luas dianggap sebagai salah satu bentuk enkripsi terkuat (memadai bahkan bagi rahasia penting militer dan pemerintah).

Meski algoritma keluarga SHA2 dipatenkan oleh NSA, akhirnya dirilis dibawah lisensi bebas royalti pada 20 Juni 2007 dan hari ini banyak digunakan di internet.

Hari ini, enkripsi terkait SHA dapat ditemukan dibanyak aplikasi dan layanan komputer diseluruh internet karena digunakan sebagai akses otentifikasi (enkripsi/dekripsi) untuk mengamankan layanan daring baik bagi perusahaan komersil dan pada kode/aplikasi gratis open-source.

Frasa sandi Mnemonic Untuk Pemulihan dan Kontrol Aset-Aset Digital

SHA2 dianggap aman karena hasil private key yang dihasilkan (pada kasus aset digital seperti bitcoin mengikuti metode seperti BIP32 atau BIP44 dan kemudian di konversikan ke frasa sandi yang mudah diingat yang terdiri dari 12-24 kata melalui metode seperti BIP39) memiliki antara 256-512 bit entropy. Entropy adalah rating perlindungan kata kunci terhadap serangan (cth, tebakan yang tidak disengaja atau peretas mencoba memecah (crack) melalui brute force).

Akan tetapi, resiko bagi pengguna dalam mengamankan key merupakan tanggung jawab yang  berbeda dan disitulah letak resiko yang paling signifikan karena peretas bisa mendapatkan kunci-kunci (key) tersebut dan mengakses aset-aset digital anda seperti yang telah dijelaskan diatas.